Unsur Instrinsik Cerpen
Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur
intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen
itu sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik
adalah komponen-komponen bangunan tersebut.
Salah
satu poin saja hilang, maka bangunan tersebut akan roboh. Begitupun
dengan unsur intrinsik, jika salah satu unsur ini hilang, maka karya
tulis tersebut tidak bisa disebut sebagai cerpen.
Unsur
intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita,
latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Berikut penjelasannya:
1. Tema
Unsur
intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Dalam sebuah cerpen tema
merupakan ruh atau nyawa dari setiap karya cerpen. Dengan kata lain tema
merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan
cerita yang ada dari cerpen.
Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan
sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang
sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan
lain-lain.
2. Tokoh dan Penokohan
Unsur intrinsik cerpen yang kedua adalah tokoh. Tokoh atau penokohan
adalah salah satu bagian yang wajib ada dalam sebuah cerpen.
Namun, yang perlu diketahui adalah tokoh dan penokohan merupakan dua hal yang berbeda dalam sebuah penulisan cerpen.
Tokoh
merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut.
Sedangkan penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di
dalam cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah
ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu masalah.
Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
- Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang baik.
-
Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain. - Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
- Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam cerita.
Penokohan watak dari 4 tokoh diatas akan disampaikan dengan 2 metode, diantaranya:
Analitik,
yaitu sebuah metode penyampaian oleh penulis mengenai sifat atau watak
tokoh dengan cara memaparkan secara langsung. Seperti : keras kepala,
penakut, pemberani, pemalu dan lain sebagainya.
Dramatik,
yaitu sebuah metode penyampaian sifat tokoh secara tersirat. Biasanya
disampaikan melalui tingkah laku si tokoh dalam cerita.
3. Alur (Plot)
Unsur
intrinsik yang ketiga adalah alur. Alur adalah urutan jalan cerita
dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan cerita,
ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis.
Diantaranya:
- Tahap perkenalan
- Tahap penanjakan
- Tahap klimaks
- Anti klimaks
- Tahap penyelesaian
Tahap-tahap
alur tersebut harus ada di dalam sebuah cerita. Hal ini bertujuan agar
cerita tidak membingungkan orang yang membacanya. Ada 2 macam alur yang
kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
- Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
- Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.
4. Setting (Latar)
Setting
atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita
tersebut. Latar akan memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita
pendek. Ada 3 jenis latar dalam sebuah cerpen yakni latar tempat, waktu
dan suasana.
5. Sudut Pandang
Sudut
pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk
menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama, kedua, ketiga.
Bahkan acapkali para penulis menggunakan sudut pandang orang yang berada
di luar cerita.
6. Gaya bahasa
Gaya
bahasa merupakan ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya
kepada publik. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat
yang tepat di dalam cerpennya.
7. Amanat
Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita
petik dari cerita pendek tersebut. Di dalam suatu cerpen, moral biasanya
tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat dan akan bergantung
sesuai pemahaman pembaca akan cerita pendek tersebut.
sumber :
Buku Paket Bahasa Indonesia Masmedia (SMA/MA kelas XII)
sumber :
Buku Paket Bahasa Indonesia Masmedia (SMA/MA kelas XII)
Komentar
Posting Komentar