Kumpulan Cerita Pendek
Bertemu Kembali
Namaku aldi, aku tinggal di jalanan dan yatim piatu, saat itu umurku 10 tahun.Suatu hari ketika hujan lebat aku melihat seorang gadis kecil seumurku sendang main hujan hujanan di pantai, aku hanya memandang gadis kecil itu bermain becek, tiba tiba dia jatuh pingsan lalu aku menolongnya dan membawanya ke tempat teduh.
“Akhirnya kau bangun juga”
“Aku di mana?, siapa kamu?” Kata gadis kecil itu
“Tenang lah, tadi kau pingsan saat main hujan”
“Jadi kau yang menologku?, terima kasih ya.., namaku rena”
“Namaku aldi senang bisa berkenalan denganmu”.
Sejak saat itu kami sering bermain sama di pantai itu, tapi suatu ketika kami harus terpisahkan karena aku harus pindah, dari sini untuk bekerja di luar kota. Rena tampak sedih sekali karena tidak ada lagi teman yang menemaninya bermain.
10 tahun sudah berlalu, tapi aku hanya menjadi preman jalanan, suatu hari aku memdengar ada suara teriakan, dan aku mencari sumber suara tersebut, tenyata seorang gadis yang mau diperk*sa orang jahat, dan aku pun dengan sigap menolong gadis itu, dengan sekejap aku berhasil menyelamatkan gadis itu.
“Kamu tidak apa apa” tanyaku
“Aku tidak tau apa yang terjadi kalau kau tidak datang tadi, aku sangat ketakutan, terima kasih sudah menolongku” jawab gadis itu
“Iya sama sama aku mau pergi dulu”
“Tidak jangan pergi aku takut nanti orang jahat itu datang lagi”
“Kurasa kau ini masih terauma dengan kejadian tadi, baiklah aku akan mengantarkanmu pulang”
“Terima kasih, oiya namaku rena, siapa namamu?”
“Apa Namamu rena”, apa dia adalah gadis kecilku dulu, tidak ini tidak mungkin, nama dia hanya kebetulan dengan nama gadis kecilku.
“Ada apa dengan namaku?”
“Tidak, aku hanya teringat dengan temanku yang namanya sama denganmu”.
“Oh gitu ya” mungkin kebetulan
“Iya mungkin saja, namaku aldy”
“Apa namamu aldy?”,
“Ada apa dengan namaku?”
“Jangan jangan…”
“Jangan jangan apa?”
“Apa kau pernah mempunyai seorang teman yang sering kau panggil gadis kecilku dan pernah kau selamatkan saat hujan lebat”
“Iya, kau benar jangan jangan kau ini adalah gadis kecilku dulu”
“Iya aku ini adalah rena gadis kecil yang pernah kau tinggalkan.”
Kami berdua pun berpelukan karena akhirnya kami disatukan lagi.
Selesai
Cerpen Karangan: Nadila sari
Facebook: Nadila sari
SMAN 2 KISARAN
X MIPA 8
Tak Seperti Yang Lain
Aku memang remaja yang berbeda dari remaja lainnya. Aku yang tidak punya banyak teman, yang mungkin sulit bergaul, dan bahkan belum pernah punya pacar seperti remaja lainnya. Aku memang bukan perempuan yang suka mencari perhatian, dan bahkan bisa dibilang aku itu anak yang pendiam. Aku memang tidak pernah pacaran, tapi nggak punya pacar itu membuatku tak mudah sakit hati. Karena, dari pengalaman sahabat dan teman-temanku, kebanyakan dari mereka yang pacaran, mereka memiliki banyak masalah dengan pacarnya, bahkan ada yang sampai menangis karena pacarnya. Padahal, menurut aku, pacaran itu tidak ada manfaatnya. Tidak pacaran itu memang keinginanku, dan orangtuaku juga melarangku untuk pacaran, ya mereka pastinya khawatir dengan pergaulan remaja sekarang yang sudah begitu bebas. Kan pacaran juga dilarang agama, jadi lebih baik nggak usah pacaran.Ketika pertama kali aku masuk di SMP lebih dari 2 tahun yang lalu, aku langsung menyukai teman sekelasku yang berinisial A. Pertama kali aku melihatnya, menurutku dia adalah orang yang baik. Di kelas 7 dulu, aku duduk bersama teman baruku yang bernama Shela, dia teman yang baik dan humoris, sehingga kita pun bisa cepat akrab dan akhirnya menjadi sahabat. Pada saat itu, kita pernah curhat tentang masalah cinta, dan kita pun saling memberi tahu tentang siapa orang yang kita sukai.
“Emang, kamu suka sama siapa Fi??”
“Ada deh…, kalau kamu emang suka sama siapa?”
“Ehm, aku sukanya sama cowok yang namanya B…., kalau kamu suka sama siapa?”
“Hah? Kamu suka sama dia? Aku nggak nyangka deh kamu suka sama dia. Ehmm, aku sih sukanya sama A…, tapi kamu jangan kasih tau sama siapa-siapa yah!!?”
“Serius, kamu suka sama dia?, tapi tenang aku nggak akan ngasih tau ke siapa-siapa kok.”
Dan waktu aku kelas 8, aku dan sahabatku serta teman sekelasku dulu yang aku suka pun sudah tidak sekelas lagi. Tetapi “A” tetap satu kelas dengan sahabatku. Walaupun sudah 1 tahun berlalu, aku masih tetap menyayanginya. Di kelas 9 pun aku kembali duduk bersama sahabatku dari kelas 7 yang bernama Shela. Dan hingga kelas 9 pun aku masih tetap menyayangi “A” Dia memang orang yang sangat cuek. Dan aku pun juga orang yang cuek, mungkin itu yang membuatku dengannya tak pernah bisa akrab. Karena kita sama-sama orang yang cuek. Sahabatku memang akrab dengannya, tetapi entah mengapa aku tak pernah bisa akrab dengannya. Aku memang menyukainya, tetapi aku tak pernah berharap lebih darinya, karena aku hanya berharap untuk menjadi sahabatnya.
Cerpen Karangan: Efi Puji Lestari
Facebook: Evi Puji Lestari
Pesan Kesedihan
Jam sekolah sudah selesai. Pasukan siswa keluar ramai ramai penuh suka cita, Bak semut pohon keluar dari sarangnya. Hari ini aku males banget pulang ke rumah, entah apa yang bikin aku malas seperti ini? Lebih jelasnya aku mungkin cemburu pada kasih sayang ibu aku kepada anak orang lain… iya tentu, kenapa tidak? Hampir tiap hari waktu ibu selalu sibuk mengurusi anak dari keponakan ayah aku. Sampai dia lupa ada anak lain yang lebih penting untuk diurus, yaitu aku!!Oh iya, kenalin nama aku Zahra. Aku anak ke dua dari dua bersaudara. Tapi karena kakak aku meninggal sewaktu masih kecil, aku jadi anak satu satunya kedua orangtuaku.
Selepas pulang sekolah. Aku yang biasanya pulang ke rumah. Tidak aku lakukan, aku hanya duduk menyendiri di sebuah taman. Tempatnya sih cukup luas, nyaman dan lokasinya berada tak jauh dari sekolahan aku. Suasananya pun memang pas buat tipe orang seperti aku ini. Yupz, kata orang orang aku anak pendiam, pemalu dan hobinya selalu menyendiri. Tak banyak pergaulan, paling aku ngisi waktu luang selagi santai cuma baca baca buku atau enggak corat coret bikin cerpen. Itu keseharianku!!
Di buku diary, aku tuliskan sebuah puisi. Kata demi kata mulai aku susun baik merangkaikan untuk menjadi satu bait puisi yang terkesan indah dan menyentuh hati.
Tahu kah kamu
Hujan begitu ramai menemani kesendirianku
Angin begitu sejuk memeluk dingin kesepianku
Mengingatmu aku merasakan dalamnya rasa rindu
Bukan tentang cinta dan kasihmu untuku
Melainkan terpikir seperti apa rasanya bertemu dengan dirimu
Pena itu aku lepas di sela buku yang aku tutup. Lalu aku menarik nafas dan bersandar pada tepi belakang bangku. Dan aku merasa tak ada beban lagi. Puisi tadi memang telah meruntuhkan beban masalahku. Saat ini aku memang sedang butuh seseorang yang bisa aku jadikan sandaran masalah pribadiku. Tapi itu gak gampang, aku mencoba terima kenyataan ini bila harus mengahayal sesuatu yang belum pasti. Yaitu tentang cinta..
Kriiing, kriiing,
Bunyi suara itu membangunkan aku dari lamunan indah. Ada telepon masuk di handphone aku. Anazmi menelepon, ada apa yah?
Anazmi adalah temen aku. Dan aku kenal dia pun masih dibilang masih baru. Anaknya sih asyik dan seru untuk diajak ngobrol.
“Lagi sibuk yah?” Tanya dia.
“Nggak?” Jawab aku.
“Aku ke rumah yah, udah pulang kan”
“Aku ada di taman deket sekolah, belum pulang”
“Ya udah aku ke sana sekarang. Gak pake lama. Ok”
Klik.
Telepon terputus. Belum juga dijawab bisa apa enggaknya sudah main ambil keputusan saja. Dasar memang selalu ngeselin kelakuan dia!! Gimana ini udah sore lagi, takut keburu magrib nungguin anazmi datang. Apalagi saat aku tengok ke atas, langit sudah pelan pelan muncul awan gelap, bentar lagi mau hujan. Ngeselin bener ini orang, mau pulang juga gak enak hati. Serba salah jadinya, cowok yang satu ini memang bisa bikin gue panik sendiri.
Hampir ada lima belas menit gue prediksi, Anazmi muncul dengan motor matic hitam milikinya, uniknya dari tadi suara knalpotnya tak gue denger. apa aku yang mulai budek yah atau motor dia yang agak pemalu?
Sejenak terlihat dia merapikahkan pakaiannya di halaman parkir. Merias rambutnya di kaca spion motor. Lalu dia senyum ke arah aku, berjalan tanpa gaya hanya bersiul tengok kanan kiri. Kocak abis.
“Sorry, nungguinnya lama yah”
Anazmi duduk di sebelah aku. Masih senyum cengar cengir. Kalau dibilang ganteng, jujur saja dia agak item. Badannya kurus dan tak terlalu tinggi. kalau lagi senyum, tampak giginya memang putih tapi banyak lubang kayak jalanan sawah. Kejam juga ngomong tentang dia. Tapi dia baik, bisa dipercaya dan yang paling aku suka dari dia, tangung jawabnya hebat. Apa mungkin ini adalah do’a tadi aku, tuhan mengirim anazmi buat temani hidup aku. Mudah mudahan salah, Aminn.
"Iya lumayan sih”
“Ehm. Aku ke sini karena mimpi. Aku disuruh temui kamu oleh kakek tua berjenggot”
Tuh kan bener, Ya tuhan. Kalo memang ini kehendak-Mu. Aku sebenarnya pngen dikirim cowok ganteng, tubuhnya agak tinggi, kulitnya agak putihan dikit. Bukan orang seperti yang ada di depan aku sekarang, Tapi aku juga memang gak boleh egois. Siapa aku? Aku hanya seorang gadis yang tak sempurna.
“Jujur, aku gak percaya. Makanya aku temui kamu takut kamu kena masalah. Tapi syukurlah kalo kamu baik baik saja.”
Subhanallah, segitunya dia khawatir tentang keadaan aku. Sungguh baik kamu Anazmi. Beruntung aku punya temen seperti kamu, biar pun kamu tak pernah aku pedulikan. Tapi kamu kekeuh masih mau anggap aku ini ada di hidup kamu.
“Balik yuk, aku anterin kamu” usulnya.
“Ya udah, ayoo” jawab aku tanpa basa basi lagi.
Aku sudah dibutakan dunia. Nafsu aku mengejar sesuatu yang sempurna memang salah!! karena pada dasarnya manusia itu memang sudah terlahir semuanya sempurna.
Aku yang duduk di jok belakang, menikmati perjalan yang begitu lenggang di sore hari. Tadi yang kelihatan akan turun hujan mendadak awan mulai tampak cerah, seperti hati aku saat ini, terimakasih Anazmi. Apa yang pernah kamu lakuin buat aku, tak akan aku lupakan!
Tiba di depan rumah aku. Sengaja aku tahan dulu Anazmi pulang. Kiranya ada sesuatu yang ingin aku tanyakan serius pada dia langsung.
“Aku mau tahu, kenapa kamu sangat baik sama aku”
Anazmi menatap. Aku kaget. Baru kali ini aku temui cowok yang bisa bikin aku jadi penasaran banget seperti ini.
“Kamu orangnya baik. Dan hal terpenting, kamu beda dengn cewek lain, mereka selalu menjauh kalau aku deketin. Tapi kamu, bisa menerima apa kekurangan aku yah meski aku lihat kamu hanya sekedar kasihan saja. Tapi aku seneng. Dan aku berharap semoga kita bisa terus sahabatan seperti ini” kata anazmi menarik nafas “udah yah, aku balik.” Tutupnya. Lalu pergi.
Ternyata dia hanya menganggap aku sebatas sahabat. Yah bagus sih, Akan tetapi kenapa aku mulai merasa nyaman ketika ada di dekat dia, beban masalah aku hilang dibuat tertawa lewat kelakuan konyolnya. Duh kenapa aku jadi baper begini? Apa mungkin anazmi sudah memberi bekas kenyamanan di hati aku? Entah, saat ini aku mulai mengagumi sosok cowok yang bernama Anazmi.
Malam harinya aku yang selalu corat coret di buku diary. Tidak aku lakukan, serasa aku lebih ingin berbaring di atas ranjang. Padahal sekarang sudah jam 12 malam, aku belum juga bisa tidur. Pikiran aku terisita pada satu nama yaitu anazmi. Dia berhasil membuat aku senyum senyum sendiri saat aku membayangkan kelakuan konyol dia ketika lagi berdua bersama aku. ah, lelaki itu kenapa sekarang terus aku pikirin. Ada apa dengan aku? Apa aku jatuh cinta pada Anazmi? Namun, menurut ramalan bintang minggu ini asamaraku tengah merasakan mudah jatuh cinta, dan apa itu Anazmi jawabannya? .. aku memang bertemu dengan Anazmi, sering ketemu waktu dia main ke rumah bersama Uje.
Uje itu temen aku sekaligus temen dia juga, aku kenal Anazmi dari Uje. Tapi tak ada perasaan apa-apa saat itu. Aku sama sekali tak suka dengan Anazmi. Melirik ke arah dia pun males. Tetapi di hari ini, ramalan itu Mengisyaratkan aku jatuh cinta pada Anazmi. Itu artinya om gemini perlu dipertanyakan?
Esoknya. Aku merasa ada sesuatu yang hilang. Seharian ini Anazmi tak memberi kabar apapun, seperti hilang ditelan bumi. Apa segitunya aku berharap. Apa mungkin Aku sudah membuat hati ini menyukai sosok lelaki item, jelek dan bertubuh pendek itu? Pikiran aku bertanya tanya terus. ke mana anazmi? Aku mulai gelisah karena ulah dia.
Hingga malam kembali lagi bertemu. Anazmi masih tak mengirim pesan satu pun atau telepon masuk sekalipun dari dia. Aku pun putuskan untuk hubungi dia saja, Saat telepon aku diangkat. Terdengar suara cewek yang jawab telepon itu. Siapa dia? Apa pacarnya?
“Halo” sapanya.
“Iya. Eh, Anazminya ada nggak? Ini Zahra temennya?”
“Oh. Maaf, anazmi. Tadi pagi beliau meninggal dunia”
Aku kaget mendengar jawaban cewek itu. Dia mengatakan Anazmi sudah meninggal, aku tak langsung percaya. Setahu aku kemarin Anazmi baik baik saja. Dia kelihatan begitu sehat dan ceria. Cewek itu lalu cerita, kalo Anazmi memang sebelumnya gak sakit, meninggalnya itu tiba-tiba saja. aku pun terduduk di tepi ranjang, mematikan telepon itu dan menatap tajam ke arah jendela yang gordennya sengaja masih di buka.
“Anazmi sudah meninggal” kata aku pelan.
Aku sampai meeteskan air mata setelah tahu Anazmi sudah tiada. Tak terbayang kini aku bakalan ditinggal pergi selamanya oleh dia. Aku sangat bersedih hari hari aku nanti tak lagi bisa melihat Anazmi. Aku akan merasa begitu kehilangan seorang teman baik, selalu kasih perhatian dan begitu amat peduli pada hidup aku seperti Anazmi. Padahal baru saja kemarin aku ketemu dia, dianterin pulang oleh dia, mengobrol sebentar dengan dia. Dan sekarang ada kabar dia sudah meninggal. Aku semakin tak kuasa menahan air mata, sangat berduka cita atas kepergian Anazmi. Satu satunya lelaki yang sudah bisa buat aku merasa nyaman, bisa mengerti keadaan aku dan selalu membuat hari hariku ceria karena dia.
Terpikir, kemarin Anazmi pernah cerita kalau dia telah bermimpi didatangi oleh kakek berjenggot untuk temui aku. Mimpi itu mungkin sebuah pesan dan Anazmi sudah punya firasat tentang kematianya. Dan sebelum meninggal, dia pengen bertemu dulu dengan orang yang dia sayangi, yaitu aku.
Kematian itu memang siapa yang tahu? Hanya tuhan yang tahu. Kita selaku umat manusia tak ada apa-apanya di mata sang maha pencipta.
Satu pesan yang ingin aku sampaikan. Jagalah orang yang sayang pada kita, jangan biarkan dia kecewa akibat ulah kita, atau kita abaikan keberadaannya. Karena kehadiran orang itu jika dia sudah tidak lagi bernafas lagi, suatu hari nanti seburuk apapun kenangan indah bersama dia pasti akan kita rindukan. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan perpisahan yang menyedihkan adalah kematian. Selamat jalan Anazmi!!
Cerpen Karangan: Yono Suryono
Blog / Facebook: Ayonoblogspot / yono Anazmi
sumber :
http://cerpenmu.com/
Komentar
Posting Komentar